Monday, January 27, 2014

CreativeMom: Rumah Batu Bata vs. Lomba Bener-Beneran Shalat

Rumah Batu Bata
(sumber: http://c4.yoyo.com/images/products/p/eit/eit-066_1z.jpg)
Jaman SD dulu, rutinitas tiap kali sehabis shalat berjama'ah di rumah adalah melipat mukena dengan cepat dan bersegera kabur main; yang hampir selalu dicegat mama dengan perkataannya:
"Ngga shalat sunnah dulu, Fa? Biar rumah di surganya gede.."
Dulu mah sama sekali ngga kepikiran tentang 'maksud'nya apa, shalat ya sekedar shalat cuma karena percaya perkataan mama tentang 'rumah yang gede'. Cetek gitu kan, standar pikiran anak kecil.

11 tahun berlalu dan aku baru ngeh, cara mendidik yang 'menarik': mengajak beribadah dengan cara yang seru, ngga menuntut harus ini harus itu (yaiyasih mana ngerti anak kecil dipaksa shalat sunnah), bukan juga dengan membebaskan dengan dalih 'masih kecil, nanti lah kalo sudah baligh' (karena sungguh deh, bisa itu berawal dari biasa), tapi dengan ngasihtau 'apa sih' yang bakal kita dapetin; 'nanti Allah ngasih istana di surga', 'kalo shalatnya rajin, nanti batu batanya makin banyak'[1].

Beberapa waktu yang lalu sempat membaca postingan foto di akun Instagram Mba Ghaida (maaf ya Mba aku kepo), hampir mirip dengan kejadian batu bata belasan tahun lalu, anaknya Mba Ghaida supaya mau diajak shalat harus pake cara 'lomba', tapi lombanya bukan lomba cepet-cepetan shalat, tapi 'lomba bener-beneran' shalat. Kreatif ya emaknya :") tau aja anak usia segitu lagi suka-sukanya sesuatu yang menantang dan bersaing [2]

Dan jadi semakin kepikiran.. Ada banyak sekali hal yang harus dipelajari. Kalo meminjam kata-katanya @SuperbMother; "Being mom is a big deal, preparation is a must!"

--

[1] pasti mama bilang gitu abis baca ini:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” -HR. Muslim

[2] dan aku curiga deh Mba Ghaida udah baca teori Mas Erik Erikson ini:
Erikson's stages of psychosocial development, Wikipedia.

No comments:

Post a Comment