Saturday, October 23, 2010

Bhun Ggorenk: Sebuah Realita

Malam yang sepi di sebuah rumah makan di samping paradoks keramaian jalan. Saya yang lapar tapi ngantuk sedang menunggu pesanan makanan.

Sekian menit berlalu, datanglah pesanan saya. Lengkap dengan handwriting unik.

Bhun Ggorenk. -By Mba kasir yang cantik

Entah dosa apa itu mba-mba kasir.. tulisan tangannya terekspos ke media. Hehe maap ya mba.. Tapi jadi mikir, betapa payahnya kondisi pendidikan kita. Jutaan masyarakat di luar sana boro-boro mengenal blogspot, mengenyam tamat bangku sekolah pun tidak. Mengarungi jeramnya hidup sebagai buta aksara. Lalu dimana tanggung jawab pemerintah?

Sebuah artikel di Media Indonesia menyebutkan :

 "Data mutakhir yang dirilis Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010), angka penderita buta aksara saat ini mencapai 8,4 juta jiwa. Sekitar 65% atau 5,46 juta jiwa di antaranya adalah kaum perempuan dengan usia rata-rata di atas 40 tahun."

Sedih ya, padahal 20% APBN 2010 untuk pendidikan loh..Sekitar 195,6 triliun. Jumlah yang banyak bukan? :O

Btw, ngga bemaksud nyalahin kinerja pemerintah. Sudah terlalu banyak hal yang harus mereka urus. Tulisan ini pastilah hanya buntelan atom kecil diantara buntelan senyawa-senyawa yang kompleksnya dari north pole sampai south pole. Yang kemudian bereaksi dengan senyawa-senyawa koruptor yang berkeliaran sebagai ion-ion lepas. (Hhhh)


Ya lagi-lagi hanya bisa berharap. Semoga semua amanah yang dititipkan kepada kalian, wahai para pejabat, tidak ikut menjadi darah daging dirimu dan keluargamu!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------